Friday, March 28, 2008

Mengajar siswa Multimedia kelas jauh


Hari ini jum'at 28 Mare 2008 siswa kelas jauh yaitu kelas Multimedia yang ada di SMA Senduro sesuai dengan jadwal mengikuti kegiatan praktik di Sekolah induk yaitu SMK Negeri 1 Lumajang.
Hadir sebanyak 28 siswa dari 31 siswa, maklum karena jarak dan kondisi wilayah yang agak susah, maka tidak seluruh siswa dapat hadir.
Saya sendiri di kelas jauh ini memberikan materi pada kompetensi membuat dan memperbaharui halaman web, namun dikarenakan para siswa yang jarang bahkan tidak pernah bermain internet alias browssing, gimana mungkin mereka bisa dapat membuat halaman web? maka saya mengajak para siswa untuk berselancar di media maya "internet" dengan menampilkan/melihat berbagai macam website.
Semoga dengan cara ini para siswa tidak mengalami kesulitan ketika harus membuat halaman website.

Laporan kerja optimalisasi LAN SUT Lumajang

KONDISI AWAL :

  1. Fisik jaringan telah terinstalasi dengan menggunakan kabel UTP dengan Switch Telebit 8 port di masing-masing lokasi :
    1. Kantor Pusat 1 Switch untuk 3 titik
    2. SMK 1 Switch
    3. SD 1 Switch untuk 3 titik
    4. SMP 1 Switch
    5. SMA 1 Switch

  1. Kondisi jaringan belum bisa dimanfaatkan karena :
    1. Di masing-masing lokasi jaringan belum sampai ke Komputer yang ada kecuali di Kantor pusat, sementara di SD jaringan LAN telah dibangun sendiri, di SMP, SMA, SMK jaringan baru sampai di Kantor Tata Usaha
    2. Komputer server yang telah disediakan dan telah teristall Windows 2003 server tidak dapat dimanfaatkan karena tidak tau password.
    3. Belum ada Content yang dapat dimanfaatkan dalam jaringan (LAN).
    4. Switch yang ada kurang optimal bila on dalam waktu lama (panas).

KONDISI SEKARANG :

  1. Switch telah diganti dengan yang baru (D-Link) untuk lokasi :
    1. Kantor Pusat : 2 unit Switch D-Link 8 port
    2. SMK 1 unit Switch D-Link 16 port
    3. SD 1 unit Switch D-Link 8 port
    4. Sementara SMP dan SMA masih dicoba memanfaatkan yang lama.

  1. Semua komputer di Kantor pusat telah dihubungkan dalam Jaringan dan juga diinstalasi Acsess point, untuk hotspot
  2. Di SD telah terhubung ke jaringan 2 komputer
  3. Di SMP telah terhubung ke jaringan 1 komputer di Tata Usaha, sementara komputer yang lain telah ada LAN sendiri
  4. Di SMA telah terhubung 1 komputer di Tata Usaha sementara sedang dikerjakan komputer di Perpustakaan.
  5. Di SMK telah terhubung ke seluruh komputer yang ada
  6. Semua komputer dalam jaringan telah dapat MENGAKSES INTERNET dari SMK (sementara gratis)
  7. Telah diinstalasi SERVER di SMK dan dapat diakses dengan http://sutlmj/ atau pada IP 193.168.0.254 (sedang disiapkan kelengkapan isinya)

KENDALA :

  1. Jaringan dengan media kabel UTP yang menghubungkan antara Kantor Pusat dan SMK terlalu panjang, sehingga kualitas akses KURANG BAIK antara :
    1. SD – Kantor Pusat
    2. SD – SMP
    3. SD – SMA
    4. SMK – Kantor Pusat
    5. SMK – SMP
    6. SMK – SMA
    7. SMA – Kantor Pusat

  1. Sementara kualitas akses BAIK antara :
    1. SD – SMK
    2. Kantor Pusat – SMP
    3. SMP – SMA

USULAN SOLUSI :

  1. Media jaringan diganti menggunakan Wifi
  2. Apabila kualitas media jaringan BAIK maka akses internet dari SMK (512 kbps) dapat dimanfaatkan/cukup untuk 4 sekolah.
  3. Pembuatan software content (SIM) harus dilaksanakan, sebagai isi dari jaringan
  4. Dibentuk TIM SIM secara terpadu, melalui Surat Keputusan (SK) sehingga dapat bekerja optimal (dengan job discription, luasan kerja, target waktu dan anggaran), dengan anggota cukup 1 orang per sekolah, serta bekerja penuh.

Lumajang, 26 Maret 2008

Koordinator ICT Center Lumajang,

Sukur Basuki

Tuesday, March 25, 2008

Bimtek Padati Web

Pada senin 24 maret 2008 saya selaku salah satu anggota tim Bimtek Padati Web, mendapat perintah dari MSM jakarta untuk kembali melaksanakan kegiatan bimtek (bimbingan teknis) terhadap tim pelaksana kegiatan entry data pada padati Web di kantor dinas pendidikan kab. lumajang.
Maka atas intruksi tersebut kegiatan kunjungan ke kantor dinas saya laksanakan dengan kembali memantau kegiatan serta pengecekan data padati web.

Optimalimalisasi kinerja crew TVE Lumajang

Sebagai bagian dari upaya optimalisasi kinerja crew TVE-Lumajang, pada hari Senin 24 Maret 2008 saya kembali mengkoordinasikan para crew termasuk juga para mahasiswa d3-tkj yang tempat kerja di smk negeri 1 lumajang.
Berdasarkan pengamatan serta masukan dari beberapa pihak, maka dengan terpaksa saya memberhentikan salah satu dari crew yang juga mahasiswa d3-tkj karena dianggap selama ini tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik.
Proses pemberhentian dilakukan melalui pemberian surat keputusan dari Kepala SMK negeri 1 Lumajang. Dalam kesempatan tersebut saya juga memotifasi kepada semua crew untuk selalu meningkatkan kinerja dan kedisiplinan dalam bekerja.

Team teaching pada program keahlian persiapan grafika

Sebagai salah satu program saya sebagai ketua program keahlian persiapan grafika yang merupakan program baru di smk negeri 1 lumajang, maka memasuki semester ke-2 ini saya mencoba melaksanakan pembelajaran dengan sistem tim, dan ini merupakan hal baru di sekolah saya. Team teaching dilaksanakan dengan 2 orang guru pada setiap jam pembelajaran produktif. konsekwensi dari sistem ini adalah jumlah jam bagi guru bertambah 2 kali lipat.
Selama ini yang berlaku di sekolah adalah "team teaching" pada mata diklat/mata pelajaran tetapi jumlah jamnya dibagi, contoh untuk mata diklat produktif Akuntansi, jumlah jam per minggu adalah 22 jam, jumlah gurunya 4 orang, maka setiap orang mendapat bagian jam 5 jam dan ada yang 6 jam per minggu.
Mulai saat ini khusus untuk program keahlian persiapan grafika tidak demikian, secara rinci saya telah bagi sebagai berikut :
- mata diklat desain grafis : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : m zainul dan m khoirul
- mata diklat setting : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : kusdariyanti dan m. zainul
- mata diklat foto repro : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : sukur basuki dan m. khoirul
Mudah-mudahan dengan cara demikian tujuan dan kompetensi siswa dapat tercapai dengan baik.
Semula memang banyak tantangan dikarenakan beban keuangan sekolah akan bertambah untuk memperhitungkan jumlah jam mengajar.

Kisah sedikit perjalanan ke bali bersama keluarga besar smk negeri 1 lumajang

Rabu 19 Maret 2008 pukul 20.00 wib seluruh rombongan keluarga besar smk negeri 1 lumajang sebanyak 200 orang lebih, berangkat ke pulau bali, dalam rangka rekreasi bersama. Kegiatan rekreasi (tour) ini dikelola sendiri oleh crew humas smk negeri 1 lumajang. Tour dilaksanakan selama 3 hari 2 malam.
Karena bertepatan dengan hari libur merah maulit dan paskah, maka perjalanan ke pulau bali sangat padat, dan bahkan macet di pelabuhan penyebrangan ketapang-gilimanuk, sehingga perjalanan yang dijadwalkan pukul 04.00 wit tiba di denpasar, ternyata mbleset sampai pukul 12.00 baru tiba.
Ada beberapa objek wisata yang dikunjungi antara lain, pertunjukan tari barong, pasar sukowati, pantai kuta, sanur, tanah lot, dan ada yang juga tidak dapat dikunjungi dikarenakan kondisi pulau bali sangat padat dengan wisatawan domestik yang mengakibatkan jalan-jalan macet merayap.
Keseluruhan rombongan cukup puas dengan tour yang diadakan oleh sekolah, dikarenakan sudah sekian lama (katanya) kegiatan keluarga semacam ini tidak pernah dilaksanakan.
Rombongan kembali tiba di sekolah pada hari minggu dini hari, setelah mengalami macet di pelabuhan gilimanuk sama persis ketika perjalanan berangkat.

Monday, March 17, 2008

Belajar dari sebuah project

Ketika sebuah project pendidikan sebut saja "Sekolah Unggulan Terpadu" (SUT) Lumajang, berbagai program diluncurkan termasuk salah satunya "ICT". maka kamipun bersama beberapa orang mengikuti kegiatan-demi kegiatan tersebut. Seperti halnya project ICT pada umumnya, misinya adalah membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen di lingkungan SUT yang didalamnya ada (SDN Tompokersan 3, SMPN 1 Lumajang, SMAN 2 Lumajang dan SMKN 1 Lumajang).
Salah satu item dalam pembangunan tersebut adalah masalah jaringan (network), pada waktu itu tersedia dana sekitar Rp 18 juta (kalo tidak salah), maka presentasilah seseorang perwakilan vendor dari kota Malang, disitu kemudian saya mencoba menyampaiakn ide dan solusi (mungkin) kepada kalangan manajemen SUT (para Manajer dan Konsultan) dari UM Malagang.
Usul saya adalah jika jelas dana tidak mencukupi untuk membangun network maka solusinya adalah program di"TERPADUKAN" dengan progam yang ada di SMKN1 dimana bahwa diantara sekolah-sekolah SUT sebut saja SMAN2 sudah terkoneksi ke SMKN1 melalui Wifi, SMPN1 telah terkoneksi dg wifi juga namun sejak pindah ke lokasi SUT perangkatnya belum terinstalasi kembali, sementara SDN Tompokersan 3 disalurkan subsidi koneksi wifi oleh SMKN1, dengan demikian untuk urusan jaringan tidak perlu membangun kembali, melainkan tinggal mengoptimalkan saja yang telah ada. Untuk akses internet diarahkan saja ke SMKN1 yang telah tersedia akses internet. Dengan demikian akan dapat dihemat dananya, dan dana yang ada dapat dipergunakan untuk kegiatan yang lain.
Ternyata benar "proyek ya tetap proyek", jaringan secara fisik digelar, dengan menarik kabel UTP dari Kantor pusat SUT ke SMK1, dari SMK1 ke SDN Tompo 3, dari Kantor SUT ke SMPN1 dan terus ke SMAN2. Entah untuk apa fungsinya kabel-kabel tersebut berhenti di sebuah Swith yang nempel disudut ruangan tata usaha.
Setelah sekian lama kondisi "nempel" itu dengan "tiada fungsi" berlangsung, maka giliran pak manajer memerintahkan kami untuk "meng-online"kan SUT. Gak tau apa yang mau di-online kan, SIM (yang mana???), akses internet (dari mana???).
Kemudian dasar golongan "relawan" maka berangkatnya saya dan beberapa teman untuk mengecek kembali jaringan fisik yang telah terpasang, hasilnya ? "ya itu tadi switch nempel di dinding tiada fungsi".
Kami harus laporkan pengecekan tersebut, langkah awal kami usul ganti switch (biar ada kegiatan), tambah Access point di Kantor SUT (sama biar ada kegiatan).
Langkah berikutnya adalah "sharingkan" internet dari SMKN1, hasilnya semenyara di kantor Tata usaha SDN3 Tompokersan telah dapat akses internet, juga di Perpustakaannya, sementara di kantor SUT ? dasar kabelnya emang terlalu panjang untuk sebuah jaringan dengan UTP, maka koneksi putus-putus alias tidak lancar, sementara di SMP dan SMA ya lebih panjang lagi.
Langkah berikutnya ????? nanti dulu

Friday, March 14, 2008

Kurikulum Program Keahlian Multimedia

Dari perjalanan proses belajar mengajar selama ini serta melalui masa ujian akhir produktif bagi para siswa, ternyata banyak hal yang mesti mendapatkan perhatian utamanya oleh para guru/instruktur pada program keahlian multimedia, yaitu :
1. sebagian besar siswa belum memiliki kompetensi menulis cerita, komunikasi visual,
sehingga dari sebagian produk yang dihasilkan jika ditinjau dari alur cerita masih sangat tidak bagus

Uji Produktif Multimedia

Melaksanakan salah satu tugas guru yaitu evaluasi, uji produktif bagi siswa program keahlian multimedia dilaksanakan bersama penguji Mr. Okky dari Komputek Surabaya.

Thursday, March 13, 2008

Laporan Hasil Diklat Persiapan Grafika

  1. Latar Belakang
    1. Pembukaan Program Keahlian Persiapan Grafika di SMK Negeri 1 Lumajang sejak Tahun Pelajaran 2007/2008
    2. Belum adanya Guru/Instruktur yang berpendidikan khusus Grafika
    3. Diperlukannya peningkatan Kompetensi Guru-guru yang mengajar Persiapan Grafika
    4. Program Kerja Ketua Program Keahlian Persiapan Grafika

  1. Peserta


Diklat Persiapan Grafika diikuti oleh :

1. Sukur Basuki, SE

2. Drs. Kusdariyanto

3. M. Khoirul Arif

4. Muh. Zainul

  1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : Senin, 10 Maret 2008 – Rabu 12 Maret 2008

Tempat : SMK Negeri 4 Malang

Jl. TanimbarNo. 22 Malang

  1. Pendanaan

Sumber :

Pendanaan bersumber dari Komite sekolah sebesar Rp. 5. 140.000,00 (lima juta seratus empat puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :

No

Uraian

Jumlah

1

Biaya diklat (modul, bahan dan instruktur)

Rp 3,000,000

2

Biaya Konsumsi (4 orang x 3 hari x Rp 45.000)

Rp 540,000

3

Akomodasi (2 kamar x 2 hari x Rp. 100.000)

Rp 400,000

4

Uang saku (4 orang x 3 hari x Rp 100.000)

Rp 1,200,000

Jumlah

Rp 5,140,000

Penggunaan :

Dalam pelaksanaan terdapat biaya yang belum diperhitungkan yaitu biaya transport Lumajang-Malang PP dan dari penginapan ke tempat diklat selama 3 hari @Rp 75.000,00 dan pembelian buku-buku grafika, dengan rincian sebagai berikut :

Transport 4 orang @Rp. 75.000,00 = Rp. 300.000,00

Pembelian buku Grafika = Rp. 120.100,00

Jumlah Kekurangan = Rp. 420.100,00

  1. Materi


Materi Diklat terdiri dari :

    1. Desain Grafis

- Dasar-dasar desain grafis

- Aplikasi Coreldraw

- Aplikasi Photoshop

- Aplikasi Scanner & Camera Digital

- Print-out

    1. Setting

- Pengetikan 10 jari

- Lay-out

- Aplikasi Page Maker

- Transfer tesk/gambar dari program lain

    1. Fotoreproduksi

- Pemotretan model menjadi film negatif/positif

- Pemisahan warna manual

- Montase

- Pembuatan acuan plate offset

  1. Kesimpulan

Dari beberapa kegiatan diklat baik teori maupun praktik maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Terdapat beberapa kompetensi praktis yang telah dikuasai oleh peserta, khususnya Desain Grafis, namun dikarenakan latar belakang yang berbeda maka peserta belum dapat mengaplikasikan pada Program Persiapan Grafika.
    2. Secara utuh karakteristik Program Persiapan Grafika telah diketahui oleh peserta.
    3. Diperlukan sistem pengajaran secara tim (team teaching) dikarenakan karakteristik materi/kompetensi Persiapan Grafika yang sangat spesifik dan praktis.
    4. Perlu ditindaklanjuti dengan pengecekan peralatan yang telah dimiliki terutama terhadap kondisi dan fungsi peralatan.
    5. Untuk kebutuhan praktik diperlukan kesiapan pendanaan yang cukup besar dikarenakan bahan praktik sifatnya habis pakai dan harganya cukup mahal.
    6. Diperlukan kegiatan Diklat serupa yang dilakukan secara khusus pada kompetensi-kompetensi tertentu.

Lumajang, 13 Maret 2008

Kaprog. Persiapan Grafika,

Sukur Basuki, SE

NIP. 132 172 251

Tuesday, March 11, 2008

Diklat Persiapan Grafika

Dalam rangka peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu para guru untuk program keahlian Persiapan Grafika di SMK Negeri 1 Lumajang, maka kami para guru program keahlian yang relatif baru mengikuti diklat persiapan grafika di SMK Negeri 4 malang sejak Senin, 10 Maret 2008 hingga 12 Maret 2008.
Rombongan dari Lumajang yaitu saya sendiri, pak kusdariyanto, mas khoirul dan mas zainul yang semuanya saat ini sedang mengasuh siswa persiapan grafika.
Adapun Materi Diklat meliputi Desain Grafis, Seting dan Repro. dengan beberapa instruktur handal asli grafika SMK Negeri 4 Malang.

Thursday, March 6, 2008

Mengajar di kelas aviliasi smkn1 lumajang

Sejak awal tahun pelajaran 07/08 smk negeri 1 lumajang membuka kelas jauh, yaitu satu kelas di sma negeriya senduro, sebuah kecamata 17 km arah barat kota lumajang.
Jumlah siswa ada 32 orang dengan program keahlian Multimedia. sebenarnya sejak awal semester lalu saya sudah harus mengajar di kelas jauh ini, namun dikarenakan waktu yang gak karu-karuan maka saya tidak pernah dan baru kemarin pagi itu meluncur ke sekolah ini setelah malem harinya tiba dari surabaya.
Di kelas ini saya harus memberikan pelajaran/kompetensi membuat dan memperbaharui halaman web. sesuai dengan silabus yang ada mereka harus bisa membuat dan memperbaharui halaman web, maka saya mengajak mereka para siswa untuk mempelajari html sebagai dasar pembuatan website.
satu hal yang saya temui dari mereka, ternyata mereka belum pernah mendapatkan kompetensi internet yang seharusnya sudah mereka terima pada semester 1 pada kompetensi KKPI. gak tau oleh karena apa kok mereka belum terima.
Bagi saya akan terasa lucu kalo mempelajari pembuatan halaman web namun mereka belum pernah bermain internet atau ngebrowssing. Maka dengan menggunakan akses matrix di hp saya ngedial internet, dan menunjukkan kepada mereka beberapa tampilan website.

Wednesday, March 5, 2008

Proposal pasca seminar 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology) dewasa ini terasa sangat cepat dan telah marasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah membuka mata dunia, telah menjadikan dunia tanpa batas, tanpa dapat dibedakan antar ruang dan waktu. Sekarang semua orang telah menyadari bahwa Teknologi Informasi dan Konunikasi seperti internet telah dapat mengubah pola interaksi masyarakat baik interaksi bisnis, ekonomi, social, dan budaya. Hadirnya teknologi tersebut telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perananya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Empy Effendi dkk, 2005).

Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah dilaksanakan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program pengembangan ICT bagi dunia pendidikan tersebut terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Depdiknas, 2005).

Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan. (Depdiknas, 2007).

Pembangunan infrastruktur dan konektifias sekala nasional dilaksanakan dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur kabel serat optik, antena VSAT, wireless dan wireline. (Wicaksono dkk, 2007). Dari beberapa infrastruktur komunikasi tersebut keseluruhannya merupakan infrastruktur publik kecuali wireless yang dikembangkan untuk menghubungkan lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) di satu wilayah Kabupaten atau Kota yaitu WAN (Wide Area Network) dengan memanfaatkan gelombang radio pada frekwensi 2,4 GHz.

Di wilayah Kabupaten Lumajang pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan infrastruktur publik wireline milik PT. Telkom dan wireless yang dikembangkan oleh ICT Center Lumajang (SMK Negeri 1 Lumajang). Berdasarkan data Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang pada tahun 2007 terdapat 583 Sekolah Dasar, 155 MI, 66 SLTP, 61 MTs, 24 SMA, 12 MA dan 12 SMK. (Dinas Pendidikan, 2007) Dari keseluruhan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut hanya 20 sekolah yang telah memanfaatkan ICT melalui koneksi wireline dari PT. Telkom dengan produk speedy, dan 12 sekolah terkoneksi melalui wireless ke ICT Center SMK Negeri 1 Lumajang.

Dalam perkembangannya melalui bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah dibangun satu BTS (Base Transceiver Station) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tempeh dengan menghubungkan 5 sekolah, namun dikarenakan kurang cermat dalam pemilihan lokasi menyebabkan infrastruktur tersebut belum dapat berfungsi secara optimal.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa di Kabupaten Lumajang baru 5,3% sekolah yang telah memanfaatkan ICT, hal ini dikarenakan belum semua sekolah terjangkau oleh infrastruktur ICT baik yang publik maupun yang dikembangkan sendiri oleh Kantor Dinas Pendidikan. Infrastruktur wireless baru dapat melayani sekolah-sekolah yang berada di dua wilayah kecamatan, sementara infrastruktur publik milik PT Telkom juga belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Lumajang.

Sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada maka apabila ingin membangun infrastruktur dan koneksitas seluruh lembaga pendidikan diperlukan suatu konsep pengembangan melalui pengkajian terhadap karakteristik sekolah, karakteristik wilayah dan juga pemilihan media yang paling efektif. Membangun infrastruktur jaringan komputer dalam suatu area kawasan membutuhkan kepiawaian tim perancangan untuk menetapkan media transmisi apa yang paling efektif untuk dipakai, misalnya dengan menggunakan kabel jaringan yang dipasang dengan perlindungan khusus, atau menggunakan fasilitas publik seperti jaringan telepon, atau menggunakan peralatan wireless. (Oetomo, 2003)

Diharapkan dengan penyusunan konsep yang tepat melalui pengelompokan sekolah (clustering) sesuai dengan kesamaan karakteristiknya maka setiap program pembangunan infrastruktur ICT untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta tidak terjadi tumpang tindih (overlap) pada setiap program pengembangan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

1.2. Rumusan masalah

Rendahnya prosentase lembaga pendidikan (sekolah) yang memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology), serta terjadinya tumpang tindih (overlap) program-program pengembangan disebabkan belum adanya konsep pengembangan infrastruktur ICT yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah.

1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan konsep pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah :

  1. Mengidentifikasi karakteristik infrastruktur ICT yang dapat dipergunakan untuk lembaga pendidikan (sekolah).
  2. Menilai karakteristik sekolah berdasarkan kondisi dan ketersediaan sarana pendukung ICT.
  3. Menilai karakteristik wilayah berdasarkan kondisi geografis dan tingkat aksesibilitas terhadap infrastruktur ICT.
  4. Melakukan pengelompokan (cluster) sekolah berdasarkan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah.
  5. Merumuskan konsep kebutuhan pengembangan untuk masing-masing cluster.

1.4. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan secara praktis penelitian ini akan menjadi pedoman bagi peneliti dalam rangka pelaksanaan program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) di lingkungan pendidikan, serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan) dalam pembuatan kebijakan atau program yang berkaitan dengan ICT di lingkungan pendidikan.

1.5. Ruang Lingkup

1.5.1. Lingkup Wilayah

Lokasi penelitian adalah wilayah administratif Kabupaten Lumajang yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 205 desa.

Gambar 1.1 : Peta Administrasi Kabupaten Lumajang

1.5.2. Lingkup Materi

Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu serta sumber daya lainya, maka penelitian ini dibatasi pada lingkup materi sebagai berikut :

* Sekolah yang akan diteliti adalah seluruh jenjang dan jenis yaitu SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri di Kabupaten Lumajang dengan rincian SD sebanyak 583 lembaga, MI 158 lembaga, SMP 66 lembaga, MTs 61 lembaga, SMA sebanyak 24 lembaga, MA sebanyak 14 lembaga, dan SMK sebanyak 12 lembaga.

* Karakteristik sekolah meliputi jenjang sekolah, sarana ICT (komputer dan perangkat lain).

* Karakteristik wilayah meliputi kondisi geografis wilayah masing-masing kecamatan, jarak dari BTS terdekat, serta aksesibilitas terhadap infrastruktur ICT publik.

=====================