Monday, July 28, 2008

Prosedur pemotretan (Foto reproduksi)

PROSEDUR KERJA FOTOREPRODUKSI
1. Pemotretan
2. Pengembangan/Pencucian

idealnya kedua kegiatan ini dilakukan pada
ruang yang berbeda
dan merupakan ruang gelap.

PEMOTRETAN :
-. kita menggunakan jenis mesin/kamera
vertikal
-. trdapat 2 lensa : 210 / 150 mm

LANGKAH-LANGKAH :
1. siapkan model yang akan dipotret
2. tempatkan model pada papan copy/copyboard
dengan posisi simetris
3. gunakan bantuan lampu bawah :
- tekan tombol pilihan lampu bawah
V
-
4. lihat posisi bayangan gambar/model pada
5. tentukan skala dengan menggunakan handel
kiri dan kanan, sekaligus mencari
titik fokus
dapatkan ukuran kebutuhan film
-----------
6. matikan lampu bawah.
7. pastikan ruangan dalam keadaan gelap,
gunakan/nyalakan lampu merah
8. siapkan gunting pemotong film
9. siapkan kotak hitam
10. buka kotak penyimpanan film
11. ambil dan potong film sesuai kebutuhan
12. masukkan potongan film ke kotak hitam
yg telah disiapkan
13. tutup kembali kotak penyimpanan film
------------
14. tempatkan film
15. posisikan penutup vakum,
16. hidupkan vacum
17. pastikan vacum bekerja dengan baik.
----------------
18. tentukan moda lampu yang digunakan
lampu atas
pemilihan model raster/garis

19. tentukan waktu/lamanya pemotretan
dengan cara menekan tombol nilai
20 ikuti pencet tombol tf
20. tekan tombol start/
maka pemotretan berlangsung/
lampu menyala, sesuai dengan waktu
yang sudah dotentukan.
---------------------------------
21. matikan vacum
22. ambil film
23. masukkan ke kotak hitam
24. aman
---------------------------

PENGEMBANGAN / pencucian
------------
1. kondisi ruangan gelap/ hanya lampu merah
2. pencampuran devloper. 1 : 8
3. pencampuran fixer 1 : 10
gunanya untuk memperkuat hasil rekaman
4. selesai

Friday, July 25, 2008

Foto Reproduksi

Fotoreproduksi sebagai salah satu kegiatan dalam proses penyiapan barang cetakan memiliki peran cukup tinggi untuk menghasilkan suatu hasil cetakan. Dalam pekerjaan fotoreproduksi terdapat 3 kegiatan utama, yaitu pemotretan, montase dan pembuatan acuan cetak. Pada prinsipnya kegiatan reproduksi terbagi dalam 2 bagian besar, yaitu:

1) Reproduksi Hitam Putih

2) Reproduksi Pemisahan Warna

Pemotretan dikenal juga dengan istilah fotografi, yaitu berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti menulis atau menggambar. Maka berdasar pengertian tersebut, fotografi diartikan sebagai tulisan atau gambaran yang dikerjakan dengan cahaya. Untuk mendapatkan hasil dari fotografi, maka dilakukan langkah sebagai berikut :

1) pembentukan banyangan tajam

2) perekaman bayangan menggunakan cahaya/penyinaran

3) pemrosesan bayangan yang direkam menjadi nyata

Pada proses fotografi, maka prinsip pengerjaannya tidak terlepas dari masalah tentang cahaya dan bahan peka cahaya. Karena cahaya merupakan suatu bentuk tenaga elektromagnetik dari sumbernya, maka bahaya merupakan tenaga yang dapat membentuk gambar bayangan (latent image).

Cahaya berperan penting dalam pembentukan gambar bayangan terhadap lapisan bahan peka cahaya yang berupa elmusi. Bahan peka cahaya tersebut merupakan lapisan selatin yang mengandung persenyawaan perak halida yang akan terurai persenyawaan peraknya apabila terkena sinar/cahaya.

Banyak sedikitnya peruraian tergantung dari intensitas cahaya yang menyinarinya. Akibat peruraian akan timbul bentuk bayangan yang belum terlihat disebut dengan latent image. Melalui proses lainnya maka bayangan itu menjadi nyata dan terlihat dengan jelas. Untuk membentuk bayangan suatu gambar atau image dipergunakan bahan peka cahaya yang disebut dengan film sensitif.

Dalam fotoreproduksi film dipergunakan untuk memperoleh gamabr negative atau positif yang dipergunakan untuk keperluan pembuatan pelat dan klise.

Film untuk keperluan grafika terdiri dari:

1) Film lith yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan berbentuk
teks, gambar garis, gambar beraster dan pemotretan raster.

2) Film nada penuh yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan nada penuh baik hitam putih maupun berwarna.

Menurut kepekaan cahaya, film terbagi menjadi 3 golongan yaitu:

1) Blue sensitive film yaitu dilm yang peka terhadap cahaya biru. Dalam prosesnya dipergunakan lampu pengaman merah.

2) Orthochromatic yaitu film yang peka terhadap cahaya biru hijau dan sedikit kuning, yang dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan dengan lampu pengaman merah.

3) Panchromatic yaitu film yang peka terhadap semua warna cahaya, sehingga dalam prosesnya harus dilakukan dalam keadaan yang gelap total.

Wednesday, July 2, 2008

PSB SMKN 1 Lumajang 2008

Menghadapi Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMK Negeri 1 Lumajang, telah dilaksanakan berbagai persiapan, rapat demi rapat telah dilakukan yang melibatkan seluruh staff sekolah.
Agenda pembahasan seputar persyaratan, alur dan lain sebagainya.
Pendaftaran dilaksanakan 3-7 Juli 2008.
Program Keahlian yang dibuka Adm Perkantoran, Akuntansi, Penjualan, Multimedia, TKJ, Persiapan Grafika, Produksi Grafika.