Thursday, January 31, 2008
Diklat Jardiknas untuk Tata Usaha
Saat berita ini ditulis, saya sedang memberikan materi pada kegiatan diklat jardiknas untuk staff tata usaha, berlangsung dengan lancar dan aman di ICT Center Lumajang.
Diklat ini diikuti oleh 66 orang staff tata Usha ayang berasal dari 66 sekolah baik SD-SMP-SMA-SMK di Kabupaten Lumajang
Tampak para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan diklat, dan portofolio juga dapat diselesaikan dengan baik.
Wednesday, January 30, 2008
Proposal (hasil bimbingan 1)
POLA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ICT
(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY)
UNTUK PENDIDIKAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH
DI KABUPATEN LUMAJANG
ABSTRAK
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi existing dan jangkauan layanan infrastruktur ICT di Kabupaten Lumajang, melakukan pengelompokan (cluster) terhadap lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah berdasarkan karakteristik wilayah dan kondisi infrastruktur ICT yang ada dengan menggunakan metode analisa cluster, dan selanjutnya menentukan teknologi yang sesuai untuk diterapkan pada masing-masing cluster, sehingga membentuk suatu rumusan pola pengembangan.
Kata Kunci : infrastruktur, ICT (Information and Communication Technology), Pendidikan, Karakteristik wilayah.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology) dewasa ini terasa sangat cepat dan telah marasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah membuka mata dunia, telah menjadikan dunia tanpa batas, tanpa dapat dibedakan antar ruang dan waktu. Sekarang semua orang telah menyadari bahwa Teknologi Informasi dan Konunikasi seperti internet telah dapat mengubah pola interaksi masyarakat baik interaksi bisnis, ekonomi, social, dan budaya. Hadirnya teknologi tersebut telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perananya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Empy Effendi dan Hartono Zhuang, 2005).
Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah digulirkan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan tersebut diatas terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Renstra Depdiknas 2005-2009).
Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan (Rencana Kerja Tim ICT Depdiknas, 2007).
Pelaksanaan dari program-program pengembangan tersebut diatas di Kabupaten Lumajang telah dilaksanan pelatihan bagi guru-guru komputer yang berasal dari 25 sekolah melalui Program Jaringan Informasi Sekolah (JIS). Sasaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah adanya pengembangan pemanfaatan ICT di sekolah serta secara bersama-sama mengembangkan infrastrukturnya di sekolah, yang selanjutnya dibangun infrstruktur jaringan komputer nirkabel (wireless) secara luas atau WAN (Wide Area Network) pada tahun 2005 dan berhasil mengkoneksikan 11 sekolah dan 1 Kantor Dinas Pendidikan serta beberapa Dunia Usaha/Industri. Pada perkembangan berikutnya dikoneksikan lagi sebanyak 8 sekolah serta penambahan BTS (Base Terminal Services), dengan tujuan agar dapat menghubungkan sekolah-sekolah dibeberapa wilayah kecamatan.
Sesuai dengan rencana kerjanya Tim ICT Depdiknas pada tahun 2007 membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional yang disebut jaringan pendidikan nasional (jardiknas) yang berbasis internet-komputer melalui jaringan infrastruktur kabel serat optik, antena VSAT, wireless dan wireline dengan bandwidth 200 Mbps (warta e-gov, September 2007). Maka di Kabupaten Lumajang telah terkoneksi kedalam jaringan tersebut adalah Kantor Dinas Pendidikan dan SMK Negeri 1 Lumajang yang sebelumnya telah mengembangkan jaringan berbasis wireless. Selain itu juga diberikan bantuan kepada 43 sekolah untuk terkoneksi kedalam jardiknas melalui jasa provider PT. Telkom dengan produknya yaitu Speedy.
Dengan diluncurkanya produk speedy oleh PT. Telkom ternyata berdampak kepada pengembangan Wide Area Network yang telah dilaksanakan sebelumnya dimana seluruh sekolah yang telah tergabung beralih menggunakan speedy dengan pertimbangan biaya investasi jauh lebih murah, biaya iuran/sewa lebih murah, koneksi lebih cepat serta jaminan kestabilan koneksi lebih baik. Akibatnya adalah pembangunan infrastruktur yang memanfaatkan jaringan wireless yang telah dilaksanakan menjadi tidak berfungsi, disisi lain produk speedy PT. Telkom ternyata belum dapat menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Lumajang.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kebijakan dan pelaksanaan pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang belum mendasarkan pada kondisi dan karakteristik wilayah, sehingga belum dapat manjangkau seluruh sekolah yang tersebar di 21 wilayah kecamatan.
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk merumuskan pola pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.
1.4. Sasaran
1. Mengidentifikasi kondisi existing dan jangkauan layanan infrastruktur ICT di Kabupaten Lumajang.
2. Melakukan pengelompokan (cluster) terhadap lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah berdasarkan karakteristik wilayah dan kondisi infrastruktur ICT yang ada.
3. Menentukan teknologi yang sesuai untuk diterapkan pada masing-masing cluster.
1.5. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan secara praktis penelitian ini akan menjadi pedoman bagi pagi peneliti dalam rangka pelaksanaan program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) di lingkungan pendidikan, serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah (Dinas Pendidikan) dalam pembuatan kebijakan atau program yang berkaitan dengan ICT di lingkungan pendidikan.
Monday, January 28, 2008
Draft Proposal
POLA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) UNTUK PENDIDIKAN SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH DI KABUPATEN LUMAJANG
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke berbagai lapisan masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuan mengambil informasi dari internet telah menjadi barang yang biasa dipakai orang untuk berkomunikasi, yang menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang menjadi terbiasa dengan
Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah digulirkan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program-program tersebut antara lain : (1) JARNET (Jaringan Internet), (2) JIS (Jaringan Informasi Sekolah), (3) JIP (Jaringan Inovasi Pendidikan), (4) WAN Kota, (Wide Area Network), (5) ICT Center, (6) Laboratorium Multimedia, (7) Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), (8) Teknisi MRIT (Maintenance & Repaired of Information Technology), (9) PJJ-D3-TKJ, (10) TV-Edukasi, (11) Radio pendidikan, dan masih banyak lagi program pengembangan yang lain.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan seperti yang tersebut diatas terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Renstra Depdiknas 2005-2009).
Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan (Rencana Kerja Tim ICT Depdiknas, 2007).
Di Kabupaten Lumajang program-program pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan mulai dilaksanakan sejak tahun 2004 dengan dilaksanakannya pelatihan bagi guru-guru komputer yang berasal dari 25 sekolah melalui Program Jaringan Informasi Sekolah (JIS). Sasaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah adanya pengembangan pemanfaatan TIK di sekolah baik dalam kegiatan administrasi maupun pembelajaran serta adanya komunitas guru TIK. Pada awal keberadaannya program ini cukup efektif dengan melakukan berbagai kegiatan baik diklat untuk peningkatan kompetensi secara bersama-sama serta pengembangan infrastruktur TIK di sekolah.
Sebagai wujud pengembangan infrastruktur ICT adalah dibangun jaringan komputer secara luas yaitu WAN (Wide Area Network) Lumajang tahun 2005 dan berhasil mengkoneksikan 11 sekolah dan 1 Kantor Dinas Pendidikan serta beberapa Dunia Usaha/Industri. Pengembangan infrastruktur untuk pendidikan tersebut juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah baik moril maupun pendanaan yang wujudnya adalah diresmikannya program tersebut oleh Bupati Lumajang serta pemberian bantuan modal pengembangan sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
Pada tahun 2007 Kabupaten Lumajang mendapatkan program pengembangan dengan mengkoneksikan sebanyak 12 sekolah melalui WAN Lumajang dari pemerintah pusat masing-masing senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), serta subsidi untuk 43 sekolah melalui program schoolnet[1] masing-masing senilai Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus rupiah). Bersamaan dengan itu Pemerintah Daerah juga memberikan bantuan pendamping sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk penambahan BTS (Base Terminal Services), dengan tujuan agar dapat menghubungkan sekolah-sekolah dibeberapa wilayah kecamatan. Seperti diketahui bahwa wilayah Kabupaten Lumajang terbagi menjadi 21 wilayah kecamatan yang sudah barang tentu memerlukan investasi yang sangat besar apabila ingin menghubungkan sekolah-sekolah kedalam suatu jaringan (network).
Bersamaan dengan dilaksanakannya program pengembangan tersebut diatas, ternyata disisi lain terdapat penurunan jumlah sekolah yang telah terkoneksi sebelumnya yaitu 6 dari 10 sekolah memutuskan koneksinya ke WAN Lumajang dengan berbagai alasan seperti 1) kurang bermanfaat, dimana keberadaan akses intra dan internet disekolahnya tidak memberikan manfaat secara langsung bagi guru, siswa dan sekolah secara umum, 2) tidak ada yang menggunakan, yaitu tidak ada guru/staff yang memanfaatkan koneksi tersebut karena keterbatasan waktu serta pekerjaan yang tidak membutuhkan akses intra/internet, 3) terbatasnya anggaran sekolah untuk membayar iuran, dan lain sebagainya. (ICT Center Lumajang, 2007)
1) Mengevaluasi pelaksanaan program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang.
2) Menentukan pola pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.
2. Mengidentifikasi kondisi existing infrastruktur ICT publik yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di Kabupaten Lumajang.
=====================
Saturday, January 26, 2008
Production Host
Setelah memikirkan ide sekian lama, sepertinya semester ini ada tanda-tanda ide restrukturisasi unit produksi di sekolah saya akan terlaksana.
Setelah melihat draft sk pembagian tugas, langsung saya mencoba untuk memasukkan ide-ide soal struktur pembagian tugas di sekolah, ada beberapa pos yang menurut saya tidak sesuai dan tidak pernah dievaluasi keefektifannya, dan terkessan dari tahun ke tahun hanya copy paste.
maka saya mencoba memasukkan ide-ide dan malah saya edit sendiri draft sk tersebut, maka melalui rembukan dengan para waka ternyata ide-ide tersebut diterima.
selama ini saya sendiri mengelola sebuah unit produksi meliputi warnet, pelayanan foto copy, pengetikan, ada ict center yang melaksanakan berbagai kegiatan seperti akses internet, pelatihan, pjj, ada juga tv edukasi dan mau akan radio edukasi, ada pekerjaan cetak berbagai id card.
Maka keseluruhan kegiatan tersebut coba saya wadahi dalam sebuah unit Production Host (Rumah produksi) dengan beberapa crew di dalamnya.
Rumah Produksi tersebut menjual berbagai produk dan jasa seperti liputan, dokumentasi, jasa percetakan, jasa diklat, shuting/editing dan masih banyak lagi yang bisa dijual oleh para crew.
Diklat Jardiknas untuk Guru Lumajang
Secara umum diklat Jardiknas di ICT Center Lumajang dimulai sejak 14 Januari 2008 yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Lumajang.
Diklat ini diikuti oleh 189 orang yang terdiri dari guru, staf tata usaha, dan pustakawan.
Materi yang disampaikan antara lain, pengenalan komputer, word procesing, spread seet, presentasi, internet dan blog.