Wednesday, August 6, 2008
kamera foto reproduksi
- kamera vertikal
- tidak banyak memerlukan tempat
- secara keseluruhan, bidang model
dan bidang lensa berada dalam
ruang gelap
- pemrosesan film tidak dapat dilakukan
bersama-sama dg pemotretan
- kamera horizontal
- banyak memerlukan tempat
- bidang model bisa diruang terang,
bidang lensa hrs di ruang gelap
- bila sdg dilakukan pemotretan
dapat melakukan pemrosesan film
persyaratan kamera reproduksi :
- konstruksi kamera harus kuat, shg bila
digunakan dlm waktu lama tdk terjadi
keausan/perubahan pd bagian2 kamera
- ketepatan skala dijamin, krn ukuran kamera
yang cukup besar
- bebas dari getaran/goyangan--> utk mendapatkan
hasil/ketajaman
- obyektif, memiliki daya pemisah yang sempurna
, bebas dr penyimpangan bayangan,
, bebas dr pemantulan warna
- memiliki sumber cahaya yang lengkap
CAHAYA :
fotografi --> melukis dg cahaya
cahaya merupakan unsur yang sangat penting
fotografi dibagi 3 tahap :
1. menajamkan bayangan pada bidang periksa
2. merekam bayangan dr bayangan tsb keatas
bahan peka cahaya
3. memproses gambar yg telah direkam tsb
shg menjadi gambar yang nyata dan
dapat dilihat
sifat cahaya salah satunya merambat lurus.
TEM (tenaga elektro magnetig)
menempuh lintasan garis lurus, dan
bergetar dalam bentuk gelombang
yang teratur, berarah tegak lurus
thd arah perjalanannya.
panjang gelombang 400-700 nanometer
- gelombang 400-700 nanometer terlihat
sbg cahaya violet, indigo, biru, hijau,
kuning, jingga dan merah,
- gelombang <400>700 nanometer adl sinar
infra merah, panas, radar, tv, dan gel radio
industri grafika
tabloit, buku, jurnal, percetakan
percetakan : pra cetak, cetak, penyalesaian
industri lain : perusahaan repro, seting, penjilidan, laminasi, packaging, dll
institusi lain/non grafika : percetakan,
media cetak --> bagian teknologi komunikasi,
1. media cetak komersial --> produk cetak yang tidak dibutuhkan secara
periodik --> brosur, katalog, leafflet, kemasan, kartu nama,
booklet,
2. media cetak periodik --> kalender, koran, majalah, tabloit, dlsb
jenis-jenis produk grafika :
- majalah,
- koran
- buku
- brosur
- kemasan
Monday, July 28, 2008
Prosedur pemotretan (Foto reproduksi)
1. Pemotretan
2. Pengembangan/Pencucian
idealnya kedua kegiatan ini dilakukan pada
ruang yang berbeda
dan merupakan ruang gelap.
PEMOTRETAN :
-. kita menggunakan jenis mesin/kamera
vertikal
-. trdapat 2 lensa : 210 / 150 mm
LANGKAH-LANGKAH :
1. siapkan model yang akan dipotret
2. tempatkan model pada papan copy/copyboard
dengan posisi simetris
3. gunakan bantuan lampu bawah :
- tekan tombol pilihan lampu bawah
V
-
4. lihat posisi bayangan gambar/model pada
5. tentukan skala dengan menggunakan handel
kiri dan kanan, sekaligus mencari
titik fokus
dapatkan ukuran kebutuhan film
-----------
6. matikan lampu bawah.
7. pastikan ruangan dalam keadaan gelap,
gunakan/nyalakan lampu merah
8. siapkan gunting pemotong film
9. siapkan kotak hitam
10. buka kotak penyimpanan film
11. ambil dan potong film sesuai kebutuhan
12. masukkan potongan film ke kotak hitam
yg telah disiapkan
13. tutup kembali kotak penyimpanan film
------------
14. tempatkan film
15. posisikan penutup vakum,
16. hidupkan vacum
17. pastikan vacum bekerja dengan baik.
----------------
18. tentukan moda lampu yang digunakan
lampu atas
pemilihan model raster/garis
19. tentukan waktu/lamanya pemotretan
dengan cara menekan tombol nilai
20 ikuti pencet tombol tf
20. tekan tombol start/
maka pemotretan berlangsung/
lampu menyala, sesuai dengan waktu
yang sudah dotentukan.
---------------------------------
21. matikan vacum
22. ambil film
23. masukkan ke kotak hitam
24. aman
---------------------------
PENGEMBANGAN / pencucian
------------
1. kondisi ruangan gelap/ hanya lampu merah
2. pencampuran devloper. 1 : 8
3. pencampuran fixer 1 : 10
gunanya untuk memperkuat hasil rekaman
4. selesai
Friday, July 25, 2008
Foto Reproduksi
Fotoreproduksi sebagai salah satu kegiatan dalam proses penyiapan barang cetakan memiliki peran cukup tinggi untuk menghasilkan suatu hasil cetakan. Dalam pekerjaan fotoreproduksi terdapat 3 kegiatan utama, yaitu pemotretan, montase dan pembuatan acuan cetak. Pada prinsipnya kegiatan reproduksi terbagi dalam 2 bagian besar, yaitu:
1) Reproduksi Hitam Putih
2) Reproduksi Pemisahan Warna
Pemotretan dikenal juga dengan istilah fotografi, yaitu berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan grafi yang berarti menulis atau menggambar. Maka berdasar pengertian tersebut, fotografi diartikan sebagai tulisan atau gambaran yang dikerjakan dengan cahaya. Untuk mendapatkan hasil dari fotografi, maka dilakukan langkah sebagai berikut :
1) pembentukan banyangan tajam
2) perekaman bayangan menggunakan cahaya/penyinaran
3) pemrosesan bayangan yang direkam menjadi nyata
Cahaya berperan penting dalam pembentukan gambar bayangan terhadap lapisan bahan peka cahaya yang berupa elmusi. Bahan peka cahaya tersebut merupakan lapisan selatin yang mengandung persenyawaan perak halida yang akan terurai persenyawaan peraknya apabila terkena sinar/cahaya.
Banyak sedikitnya peruraian tergantung dari intensitas cahaya yang menyinarinya. Akibat peruraian akan timbul bentuk bayangan yang belum terlihat disebut dengan latent image. Melalui proses lainnya maka bayangan itu menjadi nyata dan terlihat dengan jelas. Untuk membentuk bayangan suatu gambar atau image dipergunakan bahan peka cahaya yang disebut dengan film sensitif.
Dalam fotoreproduksi film dipergunakan untuk memperoleh gamabr negative atau positif yang dipergunakan untuk keperluan pembuatan pelat dan klise.
Film untuk keperluan grafika terdiri dari:
1) Film lith yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan berbentuk teks, gambar garis, gambar beraster dan pemotretan raster.
2) Film nada penuh yaitu film yang dipergunakan untuk pemotretan nada penuh baik hitam putih maupun berwarna.
Menurut kepekaan cahaya, film terbagi menjadi 3 golongan yaitu:
1) Blue sensitive film yaitu dilm yang peka terhadap cahaya biru. Dalam prosesnya dipergunakan lampu pengaman merah.
2) Orthochromatic yaitu film yang peka terhadap cahaya biru hijau dan sedikit kuning, yang dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan dengan lampu pengaman merah.
3) Panchromatic yaitu film yang peka terhadap semua warna cahaya, sehingga dalam prosesnya harus dilakukan dalam keadaan yang gelap total.
Wednesday, July 2, 2008
PSB SMKN 1 Lumajang 2008
Agenda pembahasan seputar persyaratan, alur dan lain sebagainya.
Pendaftaran dilaksanakan 3-7 Juli 2008.
Program Keahlian yang dibuka Adm Perkantoran, Akuntansi, Penjualan, Multimedia, TKJ, Persiapan Grafika, Produksi Grafika.
Monday, June 23, 2008
Uji Kompetensi Persipan Grafika (level 1)
Formatif saya coba kemas semacam uji kompetensi dengan penguji internal sekolah, materi ujian meliputi : desain grafis, seting dan foto reproduksi.
Sesuai dengan kapasitas siswa dibagi menjadi 2 kelompok, dan dua sesi, sesi 1 adalah desain grafis dan seting menggunakan lab. komputer dan sesi 2 untuk foto repro menggunakan lab grafika yang baru di buka.
Thursday, June 19, 2008
Bimbingan Lagi
Prinsipnya sekarang bimbingan ajalah, soal gimana hasil dan outputnya itu biar nanti dulu, soal bisa jalan terus atau tidak yaitu sama saja,....yang penting saya harus agendakan minimal seminggu sekali menemui para pembimbing.
Saturday, June 14, 2008
Sidang Kelulusan SMK Negeri 1 Lumajang
Walau agak terlambat saya dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan agenda verifikasi nilai hasil ujian baik nasional maupun sekolah.
Sunday, June 8, 2008
Susahnya Menulis
Tiga semester sudah saya lakoni wira-wiri Lumajang-Surabaya dalam rangka menimba ilmu di Pasca Sarjana ITS tepatnya pada Jurusan Perencanaan Wilayah Kota dengan konsentrasi perencanaan pendidikan. Selama perkuliahan alhamdulilah saya dapat selesaikan dengan baik dengan IP yang tidak mengecewakan tentunya.
Namun giliran waktunya untuk menyelesaikan sebuah Tesis, waduh penyakitnya ternyata banyak sekali. Males...... kerjaan di sekolah,,,,, urusan keluarga,,,,,,urusan rumah tangga.....dan lain sebagainya.
Ternyata memang benar yang namanya menulis itu tidak mudah dan sebenarnya kalo dilakoni juga tidak sulit....sepertinya emang seperti mut-mutan.....artinya kalo lagi mut .... ya bisa tuh dapet tulisan sepuluh lembar,,,,, namun ketika gak mut...ya sampai mata pedas di depan monitor yang gak dapet tuh tulisan....
Ya bagaimanapun saya harus selesaikan proses pendidikan ini...kasihan juga yang kasih beasiswa...
yang jelas sepertinya proses masih panjang,,,, masih harus ujian preview besok tgl 16 juni, dan ujian sidang nanti di bulan juli. sementara ada kewajiban lain yang juga belum kelar, TOEFL, seminar... waduh....bisa selesai gak ya....
Pembukaan Lab. Grafika
Setelah berjalan hampir satu tahun sekolah saya membuka program keahlian baru di sekolah yaitu Persiapan Grafika, dan kepala sekolah telah mempercayakan kepada saya untuk mengomandani maka dengan segala daya dan upaya telah saya curahkan untuk berjalannya kegiatan KBM dan alhamdulilah men jelang akhir tahun pelajaran ini sebuah laboratorium telah dimiliki.
Laboratorium ini saya sebut Lab. Grafika, walaupun programnya persiapan grafika, ini dikarenakan laboratorium ini didalmnya juga terdapat perangkat-perangkat milik program produksi grafika.
Lab ini dilengkapi dengan ruang gelap untuk proses reproduksi juga proses pencucian, sementara dibagian lain dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan beberapa meja gambar.
Perangkat yang ada di laboratorium ini bukanlah perangkat baru, tetapi merupakan perangkat yang memang sudah dimiliki oleh sekolah yang sudah lama sekali tidak dipergunakan, seperti mesin foto reproduksi, mesin contact film, copy plat seng dan juga copy plat kertas, mesin offset, book binder, mesin potong kertas, mesin jahit, dan masih banyak lagi.
Dikarenakan ruangan yang telah sekitan tahun tidak ditempati maka untuk memfungsikan kembali ruangan ini sebagai laboratorium grafika sudah barang tentu memerlukan tenaga dan pikiran untuk membuat bagaimana supaya ruangan ini nyaman untuk kegiatan belajar mengajar.
Pembukaan laboratorium grafika ini sempat saya tandai dengan pemotongan tumpeng ala kadarnya oleh Ibu Kepala Sekolah, dengan maksud supaya keberadaan lab ini dapat memberikan manfaat baik bagi siswa maupun bagi para instruktur/guru dan mereka merasa betah didalamnya.
Untuk melengkapi isi dari pada lab ini saya juga sediakan sebuah PC, LCD projector, Printer, Scanner.
Friday, March 28, 2008
Mengajar siswa Multimedia kelas jauh
Hari ini jum'at 28 Mare 2008 siswa kelas jauh yaitu kelas Multimedia yang ada di SMA Senduro sesuai dengan jadwal mengikuti kegiatan praktik di Sekolah induk yaitu SMK Negeri 1 Lumajang.
Hadir sebanyak 28 siswa dari 31 siswa, maklum karena jarak dan kondisi wilayah yang agak susah, maka tidak seluruh siswa dapat hadir.
Saya sendiri di kelas jauh ini memberikan materi pada kompetensi membuat dan memperbaharui halaman web, namun dikarenakan para siswa yang jarang bahkan tidak pernah bermain internet alias browssing, gimana mungkin mereka bisa dapat membuat halaman web? maka saya mengajak para siswa untuk berselancar di media maya "internet" dengan menampilkan/melihat berbagai macam website.
Semoga dengan cara ini para siswa tidak mengalami kesulitan ketika harus membuat halaman website.
Laporan kerja optimalisasi LAN SUT Lumajang
KONDISI AWAL :
- Fisik jaringan telah terinstalasi dengan menggunakan kabel UTP dengan Switch Telebit 8 port di masing-masing lokasi :
- Kantor Pusat 1 Switch untuk 3 titik
- SMK 1 Switch
- SD 1 Switch untuk 3 titik
- SMP 1 Switch
- SMA 1 Switch
- Kondisi jaringan belum bisa dimanfaatkan karena :
- Di masing-masing lokasi jaringan belum sampai ke Komputer yang ada kecuali di Kantor pusat, sementara di SD jaringan LAN telah dibangun sendiri, di SMP, SMA, SMK jaringan baru sampai di Kantor Tata Usaha
- Komputer server yang telah disediakan dan telah teristall Windows 2003 server tidak dapat dimanfaatkan karena tidak tau password.
- Belum ada Content yang dapat dimanfaatkan dalam jaringan (LAN).
- Switch yang ada kurang optimal bila on dalam waktu lama (panas).
KONDISI SEKARANG :
- Switch telah diganti dengan yang baru (D-Link) untuk lokasi :
- Kantor Pusat : 2 unit Switch D-Link 8 port
- SMK 1 unit Switch D-Link 16 port
- SD 1 unit Switch D-Link 8 port
- Sementara SMP dan SMA masih dicoba memanfaatkan yang lama.
- Semua komputer di Kantor pusat telah dihubungkan dalam Jaringan dan juga diinstalasi Acsess point, untuk hotspot
- Di SD telah terhubung ke jaringan 2 komputer
- Di SMP telah terhubung ke jaringan 1 komputer di Tata Usaha, sementara komputer yang lain telah ada LAN sendiri
- Di SMA telah terhubung 1 komputer di Tata Usaha sementara sedang dikerjakan komputer di Perpustakaan.
- Di SMK telah terhubung ke seluruh komputer yang ada
- Semua komputer dalam jaringan telah dapat MENGAKSES INTERNET dari SMK (sementara gratis)
- Telah diinstalasi SERVER di SMK dan dapat diakses dengan http://sutlmj/ atau pada IP 193.168.0.254 (sedang disiapkan kelengkapan isinya)
KENDALA :
- Jaringan dengan media kabel UTP yang menghubungkan antara Kantor Pusat dan SMK terlalu panjang, sehingga kualitas akses KURANG BAIK antara :
- SD – Kantor Pusat
- SD – SMP
- SD – SMA
- SMK – Kantor Pusat
- SMK – SMP
- SMK – SMA
- SMA – Kantor Pusat
- Sementara kualitas akses BAIK antara :
- SD – SMK
- Kantor Pusat – SMP
- SMP – SMA
USULAN SOLUSI :
- Media jaringan diganti menggunakan Wifi
- Apabila kualitas media jaringan BAIK maka akses internet dari SMK (512 kbps) dapat dimanfaatkan/cukup untuk 4 sekolah.
- Pembuatan software content (SIM) harus dilaksanakan, sebagai isi dari jaringan
- Dibentuk TIM SIM secara terpadu, melalui Surat Keputusan (SK) sehingga dapat bekerja optimal (dengan job discription, luasan kerja, target waktu dan anggaran), dengan anggota cukup 1 orang per sekolah, serta bekerja penuh.
Lumajang, 26 Maret 2008
Sukur Basuki
Tuesday, March 25, 2008
Bimtek Padati Web
Maka atas intruksi tersebut kegiatan kunjungan ke kantor dinas saya laksanakan dengan kembali memantau kegiatan serta pengecekan data padati web.
Optimalimalisasi kinerja crew TVE Lumajang
Berdasarkan pengamatan serta masukan dari beberapa pihak, maka dengan terpaksa saya memberhentikan salah satu dari crew yang juga mahasiswa d3-tkj karena dianggap selama ini tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik.
Proses pemberhentian dilakukan melalui pemberian surat keputusan dari Kepala SMK negeri 1 Lumajang. Dalam kesempatan tersebut saya juga memotifasi kepada semua crew untuk selalu meningkatkan kinerja dan kedisiplinan dalam bekerja.
Team teaching pada program keahlian persiapan grafika
Selama ini yang berlaku di sekolah adalah "team teaching" pada mata diklat/mata pelajaran tetapi jumlah jamnya dibagi, contoh untuk mata diklat produktif Akuntansi, jumlah jam per minggu adalah 22 jam, jumlah gurunya 4 orang, maka setiap orang mendapat bagian jam 5 jam dan ada yang 6 jam per minggu.
Mulai saat ini khusus untuk program keahlian persiapan grafika tidak demikian, secara rinci saya telah bagi sebagai berikut :
- mata diklat desain grafis : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : m zainul dan m khoirul
- mata diklat setting : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : kusdariyanti dan m. zainul
- mata diklat foto repro : 6 jam per minggu diasuh oleh 2 orang guru : sukur basuki dan m. khoirul
Mudah-mudahan dengan cara demikian tujuan dan kompetensi siswa dapat tercapai dengan baik.
Semula memang banyak tantangan dikarenakan beban keuangan sekolah akan bertambah untuk memperhitungkan jumlah jam mengajar.
Kisah sedikit perjalanan ke bali bersama keluarga besar smk negeri 1 lumajang
Karena bertepatan dengan hari libur merah maulit dan paskah, maka perjalanan ke pulau bali sangat padat, dan bahkan macet di pelabuhan penyebrangan ketapang-gilimanuk, sehingga perjalanan yang dijadwalkan pukul 04.00 wit tiba di denpasar, ternyata mbleset sampai pukul 12.00 baru tiba.
Ada beberapa objek wisata yang dikunjungi antara lain, pertunjukan tari barong, pasar sukowati, pantai kuta, sanur, tanah lot, dan ada yang juga tidak dapat dikunjungi dikarenakan kondisi pulau bali sangat padat dengan wisatawan domestik yang mengakibatkan jalan-jalan macet merayap.
Keseluruhan rombongan cukup puas dengan tour yang diadakan oleh sekolah, dikarenakan sudah sekian lama (katanya) kegiatan keluarga semacam ini tidak pernah dilaksanakan.
Rombongan kembali tiba di sekolah pada hari minggu dini hari, setelah mengalami macet di pelabuhan gilimanuk sama persis ketika perjalanan berangkat.
Monday, March 17, 2008
Belajar dari sebuah project
Salah satu item dalam pembangunan tersebut adalah masalah jaringan (network), pada waktu itu tersedia dana sekitar Rp 18 juta (kalo tidak salah), maka presentasilah seseorang perwakilan vendor dari kota Malang, disitu kemudian saya mencoba menyampaiakn ide dan solusi (mungkin) kepada kalangan manajemen SUT (para Manajer dan Konsultan) dari UM Malagang.
Usul saya adalah jika jelas dana tidak mencukupi untuk membangun network maka solusinya adalah program di"TERPADUKAN" dengan progam yang ada di SMKN1 dimana bahwa diantara sekolah-sekolah SUT sebut saja SMAN2 sudah terkoneksi ke SMKN1 melalui Wifi, SMPN1 telah terkoneksi dg wifi juga namun sejak pindah ke lokasi SUT perangkatnya belum terinstalasi kembali, sementara SDN Tompokersan 3 disalurkan subsidi koneksi wifi oleh SMKN1, dengan demikian untuk urusan jaringan tidak perlu membangun kembali, melainkan tinggal mengoptimalkan saja yang telah ada. Untuk akses internet diarahkan saja ke SMKN1 yang telah tersedia akses internet. Dengan demikian akan dapat dihemat dananya, dan dana yang ada dapat dipergunakan untuk kegiatan yang lain.
Ternyata benar "proyek ya tetap proyek", jaringan secara fisik digelar, dengan menarik kabel UTP dari Kantor pusat SUT ke SMK1, dari SMK1 ke SDN Tompo 3, dari Kantor SUT ke SMPN1 dan terus ke SMAN2. Entah untuk apa fungsinya kabel-kabel tersebut berhenti di sebuah Swith yang nempel disudut ruangan tata usaha.
Setelah sekian lama kondisi "nempel" itu dengan "tiada fungsi" berlangsung, maka giliran pak manajer memerintahkan kami untuk "meng-online"kan SUT. Gak tau apa yang mau di-online kan, SIM (yang mana???), akses internet (dari mana???).
Kemudian dasar golongan "relawan" maka berangkatnya saya dan beberapa teman untuk mengecek kembali jaringan fisik yang telah terpasang, hasilnya ? "ya itu tadi switch nempel di dinding tiada fungsi".
Kami harus laporkan pengecekan tersebut, langkah awal kami usul ganti switch (biar ada kegiatan), tambah Access point di Kantor SUT (sama biar ada kegiatan).
Langkah berikutnya adalah "sharingkan" internet dari SMKN1, hasilnya semenyara di kantor Tata usaha SDN3 Tompokersan telah dapat akses internet, juga di Perpustakaannya, sementara di kantor SUT ? dasar kabelnya emang terlalu panjang untuk sebuah jaringan dengan UTP, maka koneksi putus-putus alias tidak lancar, sementara di SMP dan SMA ya lebih panjang lagi.
Langkah berikutnya ????? nanti dulu
Friday, March 14, 2008
Kurikulum Program Keahlian Multimedia
1. sebagian besar siswa belum memiliki kompetensi menulis cerita, komunikasi visual,
sehingga dari sebagian produk yang dihasilkan jika ditinjau dari alur cerita masih sangat tidak bagus
Uji Produktif Multimedia
Thursday, March 13, 2008
Laporan Hasil Diklat Persiapan Grafika
- Latar Belakang
- Pembukaan Program Keahlian Persiapan Grafika di SMK Negeri 1 Lumajang sejak Tahun Pelajaran 2007/2008
- Belum adanya Guru/Instruktur yang berpendidikan khusus Grafika
- Diperlukannya peningkatan Kompetensi Guru-guru yang mengajar Persiapan Grafika
- Program Kerja Ketua Program Keahlian Persiapan Grafika
- Peserta
Diklat Persiapan Grafika diikuti oleh :
1. Sukur Basuki, SE
2. Drs. Kusdariyanto
3. M. Khoirul Arif
4. Muh. Zainul
- Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : Senin, 10 Maret 2008 – Rabu 12 Maret 2008
Tempat : SMK Negeri 4 Malang
Jl. TanimbarNo. 22 Malang
- Pendanaan
Sumber :
Pendanaan bersumber dari Komite sekolah sebesar Rp. 5. 140.000,00 (lima juta seratus empat puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai berikut :
No | Uraian | Jumlah |
1 | Biaya diklat (modul, bahan dan instruktur) | Rp 3,000,000 |
2 | Biaya Konsumsi (4 orang x 3 hari x Rp 45.000) | Rp 540,000 |
3 | Akomodasi (2 kamar x 2 hari x Rp. 100.000) | Rp 400,000 |
4 | Uang saku (4 orang x 3 hari x Rp 100.000) | Rp 1,200,000 |
| Jumlah | Rp 5,140,000 |
Dalam pelaksanaan terdapat biaya yang belum diperhitungkan yaitu biaya transport Lumajang-Malang PP dan dari penginapan ke tempat diklat selama 3 hari @Rp 75.000,00 dan pembelian buku-buku grafika, dengan rincian sebagai berikut :
Transport 4 orang @Rp. 75.000,00 = Rp. 300.000,00
Pembelian buku Grafika = Rp. 120.100,00
Jumlah Kekurangan = Rp. 420.100,00
- Materi
Materi Diklat terdiri dari :
- Desain Grafis
- Dasar-dasar desain grafis
- Aplikasi Coreldraw
- Aplikasi Photoshop
- Aplikasi Scanner & Camera Digital
- Print-out
- Setting
- Pengetikan 10 jari
- Lay-out
- Aplikasi Page Maker
- Transfer tesk/gambar dari program lain
- Fotoreproduksi
- Pemotretan model menjadi film negatif/positif
- Pemisahan warna manual
- Montase
- Pembuatan acuan plate offset
- Kesimpulan
Dari beberapa kegiatan diklat baik teori maupun praktik maka dapat disimpulkan bahwa :
- Terdapat beberapa kompetensi praktis yang telah dikuasai oleh peserta, khususnya Desain Grafis, namun dikarenakan latar belakang yang berbeda maka peserta belum dapat mengaplikasikan pada Program Persiapan Grafika.
- Secara utuh karakteristik Program Persiapan Grafika telah diketahui oleh peserta.
- Diperlukan sistem pengajaran secara tim (team teaching) dikarenakan karakteristik materi/kompetensi Persiapan Grafika yang sangat spesifik dan praktis.
- Perlu ditindaklanjuti dengan pengecekan peralatan yang telah dimiliki terutama terhadap kondisi dan fungsi peralatan.
- Untuk kebutuhan praktik diperlukan kesiapan pendanaan yang cukup besar dikarenakan bahan praktik sifatnya habis pakai dan harganya cukup mahal.
- Diperlukan kegiatan Diklat serupa yang dilakukan secara khusus pada kompetensi-kompetensi tertentu.
Lumajang, 13 Maret 2008
Kaprog. Persiapan Grafika,
NIP. 132 172 251
Tuesday, March 11, 2008
Diklat Persiapan Grafika
Rombongan dari Lumajang yaitu saya sendiri, pak kusdariyanto, mas khoirul dan mas zainul yang semuanya saat ini sedang mengasuh siswa persiapan grafika.
Adapun Materi Diklat meliputi Desain Grafis, Seting dan Repro. dengan beberapa instruktur handal asli grafika SMK Negeri 4 Malang.
Thursday, March 6, 2008
Mengajar di kelas aviliasi smkn1 lumajang
Jumlah siswa ada 32 orang dengan program keahlian Multimedia. sebenarnya sejak awal semester lalu saya sudah harus mengajar di kelas jauh ini, namun dikarenakan waktu yang gak karu-karuan maka saya tidak pernah dan baru kemarin pagi itu meluncur ke sekolah ini setelah malem harinya tiba dari surabaya.
Di kelas ini saya harus memberikan pelajaran/kompetensi membuat dan memperbaharui halaman web. sesuai dengan silabus yang ada mereka harus bisa membuat dan memperbaharui halaman web, maka saya mengajak mereka para siswa untuk mempelajari html sebagai dasar pembuatan website.
satu hal yang saya temui dari mereka, ternyata mereka belum pernah mendapatkan kompetensi internet yang seharusnya sudah mereka terima pada semester 1 pada kompetensi KKPI. gak tau oleh karena apa kok mereka belum terima.
Bagi saya akan terasa lucu kalo mempelajari pembuatan halaman web namun mereka belum pernah bermain internet atau ngebrowssing. Maka dengan menggunakan akses matrix di hp saya ngedial internet, dan menunjukkan kepada mereka beberapa tampilan website.
Wednesday, March 5, 2008
Proposal pasca seminar 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology) dewasa ini terasa sangat cepat dan telah marasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah membuka mata dunia, telah menjadikan dunia tanpa batas, tanpa dapat dibedakan antar ruang dan waktu. Sekarang semua orang telah menyadari bahwa Teknologi Informasi dan Konunikasi seperti internet telah dapat mengubah pola interaksi masyarakat baik interaksi bisnis, ekonomi, social, dan budaya. Hadirnya teknologi tersebut telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perananya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Empy Effendi dkk, 2005).
Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah dilaksanakan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program pengembangan ICT bagi dunia pendidikan tersebut terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Depdiknas, 2005).
Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan. (Depdiknas, 2007).
Pembangunan infrastruktur dan konektifias sekala nasional dilaksanakan dengan memanfaatkan jaringan infrastruktur kabel serat optik, antena VSAT, wireless dan wireline. (Wicaksono dkk, 2007). Dari beberapa infrastruktur komunikasi tersebut keseluruhannya merupakan infrastruktur publik kecuali wireless yang dikembangkan untuk menghubungkan lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) di satu wilayah Kabupaten atau Kota yaitu WAN (Wide Area Network) dengan memanfaatkan gelombang radio pada frekwensi 2,4 GHz.
Di wilayah Kabupaten Lumajang pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan infrastruktur publik wireline milik PT. Telkom dan wireless yang dikembangkan oleh ICT Center Lumajang (SMK Negeri 1 Lumajang). Berdasarkan data Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang pada tahun 2007 terdapat 583 Sekolah Dasar, 155 MI, 66 SLTP, 61 MTs, 24 SMA, 12 MA dan 12 SMK. (Dinas Pendidikan, 2007) Dari keseluruhan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut hanya 20 sekolah yang telah memanfaatkan ICT melalui koneksi wireline dari PT. Telkom dengan produk speedy, dan 12 sekolah terkoneksi melalui wireless ke ICT Center SMK Negeri 1 Lumajang.
Dalam perkembangannya melalui bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah dibangun satu BTS (Base Transceiver Station) yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tempeh dengan menghubungkan 5 sekolah, namun dikarenakan kurang cermat dalam pemilihan lokasi menyebabkan infrastruktur tersebut belum dapat berfungsi secara optimal.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa di Kabupaten Lumajang baru 5,3% sekolah yang telah memanfaatkan ICT, hal ini dikarenakan belum semua sekolah terjangkau oleh infrastruktur ICT baik yang publik maupun yang dikembangkan sendiri oleh Kantor Dinas Pendidikan. Infrastruktur wireless baru dapat melayani sekolah-sekolah yang berada di dua wilayah kecamatan, sementara infrastruktur publik milik PT Telkom juga belum dapat menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Lumajang.
Sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang ada maka apabila ingin membangun infrastruktur dan koneksitas seluruh lembaga pendidikan diperlukan suatu konsep pengembangan melalui pengkajian terhadap karakteristik sekolah, karakteristik wilayah dan juga pemilihan media yang paling efektif. Membangun infrastruktur jaringan komputer dalam suatu area kawasan membutuhkan kepiawaian tim perancangan untuk menetapkan media transmisi apa yang paling efektif untuk dipakai, misalnya dengan menggunakan kabel jaringan yang dipasang dengan perlindungan khusus, atau menggunakan fasilitas publik seperti jaringan telepon, atau menggunakan peralatan wireless. (Oetomo, 2003)
Diharapkan dengan penyusunan konsep yang tepat melalui pengelompokan sekolah (clustering) sesuai dengan kesamaan karakteristiknya maka setiap program pembangunan infrastruktur ICT untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta tidak terjadi tumpang tindih (overlap) pada setiap program pengembangan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
1.2. Rumusan masalah
Rendahnya prosentase lembaga pendidikan (sekolah) yang memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology), serta terjadinya tumpang tindih (overlap) program-program pengembangan disebabkan belum adanya konsep pengembangan infrastruktur ICT yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan konsep pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.
Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah :
- Mengidentifikasi karakteristik infrastruktur ICT yang dapat dipergunakan untuk lembaga pendidikan (sekolah).
- Menilai karakteristik sekolah berdasarkan kondisi dan ketersediaan sarana pendukung ICT.
- Menilai karakteristik wilayah berdasarkan kondisi geografis dan tingkat aksesibilitas terhadap infrastruktur ICT.
- Melakukan pengelompokan (cluster) sekolah berdasarkan karakteristik sekolah dan karakteristik wilayah.
- Merumuskan konsep kebutuhan pengembangan untuk masing-masing cluster.
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan secara praktis penelitian ini akan menjadi pedoman bagi peneliti dalam rangka pelaksanaan program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) di lingkungan pendidikan, serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan) dalam pembuatan kebijakan atau program yang berkaitan dengan ICT di lingkungan pendidikan.
1.5.1. Lingkup Wilayah
Lokasi penelitian adalah wilayah administratif Kabupaten Lumajang yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 205 desa.
Gambar 1.1 : Peta Administrasi Kabupaten Lumajang
Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu serta sumber daya lainya, maka penelitian ini dibatasi pada lingkup materi sebagai berikut :
Sekolah yang akan diteliti adalah seluruh jenjang dan jenis yaitu SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK Negeri di Kabupaten Lumajang dengan rincian SD sebanyak 583 lembaga, MI 158 lembaga, SMP 66 lembaga, MTs 61 lembaga, SMA sebanyak 24 lembaga, MA sebanyak 14 lembaga, dan SMK sebanyak 12 lembaga.
Karakteristik sekolah meliputi jenjang sekolah, sarana ICT (komputer dan perangkat lain).
Karakteristik wilayah meliputi kondisi geografis wilayah masing-masing kecamatan, jarak dari BTS terdekat, serta aksesibilitas terhadap infrastruktur ICT publik.
=====================
Wednesday, February 6, 2008
Diklat jardiknas untuk pustakawan Lumajang
Alhamdulilah diklat berlangsung dengan aman dan lancar sampai memasuki sesi pustakawan pada minggu ke empat ini.
Para instruktur dan peserta sangat antusias melaksanakan dan mengikuti kegiatan ini.
Instalasi router
Semuanya dikarenakan router saya harus jalan untuk kegiatan diklat Jardiknas yang sudah 4 minggu saya adakan di sekolah.
Rapat dinas susulan
Agenda dalam rapat susulan ini adalah sama dengan pada saat rapat dinas yaitu : implementasi ISO, informasi tentang uang lauk pauk dan tenang kedisiplinan pegawai. Rapat ini dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah dan dihadiri oleh beberapa staff seperti WMM, Waka Kurikulum, dan KaTU.
Saya sebagai salah satu peserta dalam rapat ini dikarenakan pada waktu rapat dinas saya berhalangan atau sengaja berhalangan barang kali. Dalam amanahnya Kepala sekolah dan juga WMM menekankan soal kedisiplinan pegawai, dan rupanya saya termasuk sebagai pegawai yang oleh beberapa orang dianggap tidak disiplin, maka Kepala sekolah meminta kepada semua warga agar tidak mencontoh saya, dikarenakan pada waktu sekarang sebenarnya saya berstatus "bebas tugas administratif dan akademis". Namun demikian walaupun saya sedang berstatus bebas tugas, dalam kenyataanya saya sendiri masih banyak terikat pada kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa saya tinggalkan. Bahkan tak jarang walaupun saya sedang tidak di sekolah tetapi pikiran dan perhatian saya masih kepada sekolah.
Pihak tertentu bahkan pernah bilang kepada saya "sampyan ini sekarang tidak usah kerja, ke kantor setiap tgl 1 aja gak apa-apa". Akan tetapi sebagai seorang pegawai yang selalu ingin berubah dan selalu ingin pengembangan maka saya tidak serta merta melepaskan dari tanggung jawab pekerjaan. Akhirnya saya harus membagi waktu antara tugas belajar dan tugas sehari-hari sebagai guru dan juga sebagai pengembang di sekolah.
Meeting Crew TV-Edukasi Lumajang
Hadir dalam meeting ini beberapa crew termasuk kontributor yaitu mas Iwan yang ternyata juga punya kepedulian terhadap TV-Edukasi Lumajang.
Dalam perkembangan sekarang TV-Edukasi Lumajang sudah lumayan dapat hadir di masyarakat yang terbukti dengan semakin banyaknya respon masyarakat baik yang disampaikan melalui SMS maupun telpon. Secara teknis TV-Edukasi Lumajang dapat diterima siarannya di beberapa wilayah kecamatan, terutama wilayah disebelah barat kota Lumajang.
Content acara juga lumayan ada peningkatan setiap harinya, sehingga tidak saja merelay TV-Edukasi pusat, namun kami juga telah banyak memproduksi siaran-siaran lokal baik yang berupa profile edukasi, liputan seputar edukasi maupun pembelajaran.
Saturday, February 2, 2008
Ujian online
Mengakhiri diklat Jardiknas untuk Staf TU Kab. Lumajang, para peserta wajib mengikuti ujian KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi) secara online.
Ujian ini dirancang oleh Tim Jardiknas pusat sebagai bagian penting dari kegiatan diklat, dan peserta akan mendapatkan sertifikat dari VEDC Malang apabila telah dinyatakan lulus dalam ujian tersebut.
Tampak dalam gambar para peserta serius mengerjakan soal-soal secara online. Merupakan hal yang baru bagi para peserta, karena dalam ujian ini nilai bisa langsung diketahui bahkan panitia langsung menyiapkan transkrip nilainya.
Thursday, January 31, 2008
Diklat Jardiknas untuk Tata Usaha
Saat berita ini ditulis, saya sedang memberikan materi pada kegiatan diklat jardiknas untuk staff tata usaha, berlangsung dengan lancar dan aman di ICT Center Lumajang.
Diklat ini diikuti oleh 66 orang staff tata Usha ayang berasal dari 66 sekolah baik SD-SMP-SMA-SMK di Kabupaten Lumajang
Tampak para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan diklat, dan portofolio juga dapat diselesaikan dengan baik.
Wednesday, January 30, 2008
Proposal (hasil bimbingan 1)
POLA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ICT
(INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY)
UNTUK PENDIDIKAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH
DI KABUPATEN LUMAJANG
ABSTRAK
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi existing dan jangkauan layanan infrastruktur ICT di Kabupaten Lumajang, melakukan pengelompokan (cluster) terhadap lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah berdasarkan karakteristik wilayah dan kondisi infrastruktur ICT yang ada dengan menggunakan metode analisa cluster, dan selanjutnya menentukan teknologi yang sesuai untuk diterapkan pada masing-masing cluster, sehingga membentuk suatu rumusan pola pengembangan.
Kata Kunci : infrastruktur, ICT (Information and Communication Technology), Pendidikan, Karakteristik wilayah.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information & Communication Technology) dewasa ini terasa sangat cepat dan telah marasuk ke segala sendi-sendi kehidupan manusia. Teknologi Informasi dan Komunikasi juga telah membuka mata dunia, telah menjadikan dunia tanpa batas, tanpa dapat dibedakan antar ruang dan waktu. Sekarang semua orang telah menyadari bahwa Teknologi Informasi dan Konunikasi seperti internet telah dapat mengubah pola interaksi masyarakat baik interaksi bisnis, ekonomi, social, dan budaya. Hadirnya teknologi tersebut telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama perananya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainnya (Empy Effendi dan Hartono Zhuang, 2005).
Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah digulirkan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan tersebut diatas terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Renstra Depdiknas 2005-2009).
Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan (Rencana Kerja Tim ICT Depdiknas, 2007).
Pelaksanaan dari program-program pengembangan tersebut diatas di Kabupaten Lumajang telah dilaksanan pelatihan bagi guru-guru komputer yang berasal dari 25 sekolah melalui Program Jaringan Informasi Sekolah (JIS). Sasaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah adanya pengembangan pemanfaatan ICT di sekolah serta secara bersama-sama mengembangkan infrastrukturnya di sekolah, yang selanjutnya dibangun infrstruktur jaringan komputer nirkabel (wireless) secara luas atau WAN (Wide Area Network) pada tahun 2005 dan berhasil mengkoneksikan 11 sekolah dan 1 Kantor Dinas Pendidikan serta beberapa Dunia Usaha/Industri. Pada perkembangan berikutnya dikoneksikan lagi sebanyak 8 sekolah serta penambahan BTS (Base Terminal Services), dengan tujuan agar dapat menghubungkan sekolah-sekolah dibeberapa wilayah kecamatan.
Sesuai dengan rencana kerjanya Tim ICT Depdiknas pada tahun 2007 membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional yang disebut jaringan pendidikan nasional (jardiknas) yang berbasis internet-komputer melalui jaringan infrastruktur kabel serat optik, antena VSAT, wireless dan wireline dengan bandwidth 200 Mbps (warta e-gov, September 2007). Maka di Kabupaten Lumajang telah terkoneksi kedalam jaringan tersebut adalah Kantor Dinas Pendidikan dan SMK Negeri 1 Lumajang yang sebelumnya telah mengembangkan jaringan berbasis wireless. Selain itu juga diberikan bantuan kepada 43 sekolah untuk terkoneksi kedalam jardiknas melalui jasa provider PT. Telkom dengan produknya yaitu Speedy.
Dengan diluncurkanya produk speedy oleh PT. Telkom ternyata berdampak kepada pengembangan Wide Area Network yang telah dilaksanakan sebelumnya dimana seluruh sekolah yang telah tergabung beralih menggunakan speedy dengan pertimbangan biaya investasi jauh lebih murah, biaya iuran/sewa lebih murah, koneksi lebih cepat serta jaminan kestabilan koneksi lebih baik. Akibatnya adalah pembangunan infrastruktur yang memanfaatkan jaringan wireless yang telah dilaksanakan menjadi tidak berfungsi, disisi lain produk speedy PT. Telkom ternyata belum dapat menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Lumajang.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kebijakan dan pelaksanaan pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang belum mendasarkan pada kondisi dan karakteristik wilayah, sehingga belum dapat manjangkau seluruh sekolah yang tersebar di 21 wilayah kecamatan.
1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk merumuskan pola pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.
1.4. Sasaran
1. Mengidentifikasi kondisi existing dan jangkauan layanan infrastruktur ICT di Kabupaten Lumajang.
2. Melakukan pengelompokan (cluster) terhadap lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah berdasarkan karakteristik wilayah dan kondisi infrastruktur ICT yang ada.
3. Menentukan teknologi yang sesuai untuk diterapkan pada masing-masing cluster.
1.5. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan secara praktis penelitian ini akan menjadi pedoman bagi pagi peneliti dalam rangka pelaksanaan program pengembangan ICT (Information and Communication Technology) di lingkungan pendidikan, serta dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah (Dinas Pendidikan) dalam pembuatan kebijakan atau program yang berkaitan dengan ICT di lingkungan pendidikan.
Monday, January 28, 2008
Draft Proposal
POLA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ICT (INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY) UNTUK PENDIDIKAN SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH DI KABUPATEN LUMAJANG
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke berbagai lapisan masyarakat. Pada masa sekarang ponsel dengan kemampuan mengambil informasi dari internet telah menjadi barang yang biasa dipakai orang untuk berkomunikasi, yang menjadikan jarak seperti tak terasa. Orang menjadi terbiasa dengan
Dunia pendidikan juga telah mengalami perubahan besar dalam aktifitasnya dengan dukungan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini. Interaksi antara lembaga pendidikan dan masyarakat, antara guru dan siswa, antara dosen dan mahasiswa, antara administrator dan mahasiswa lambat laun telah bergeser dari sebuah aktivitas konvensional yang mengharuskan antara keduanya saling bertemu dalam satu waktu dan dalam satu tempat, kini telah bergeser dimana seluruh aktivitas tersebut dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan telah dimulai secara simultan sejak tahun 1999 oleh Departemen Pendidian Nasional. Terdapat berbagai program yang telah digulirkan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan isi (content) maupun pengembangan Sumber Daya Manusia. Program-program tersebut antara lain : (1) JARNET (Jaringan Internet), (2) JIS (Jaringan Informasi Sekolah), (3) JIP (Jaringan Inovasi Pendidikan), (4) WAN Kota, (Wide Area Network), (5) ICT Center, (6) Laboratorium Multimedia, (7) Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), (8) Teknisi MRIT (Maintenance & Repaired of Information Technology), (9) PJJ-D3-TKJ, (10) TV-Edukasi, (11) Radio pendidikan, dan masih banyak lagi program pengembangan yang lain.
Program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi dunia pendidikan seperti yang tersebut diatas terus dilaksanakan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 melalui tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu : 1) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan; 2) Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan nasional; 3) Meningkatkan pelayanan dan manajemen pendidikan yang transparan, akuntabel dan good governance (Renstra Depdiknas 2005-2009).
Adapun rencana pembangunan ICT (Information & Communication Technology) Pendidikan Nasional 2005-2009 meliputi : 1) Membangun infrastruktur dan konektifitas skala nasional; 2) Membangun ICT untuk proses belajar mengajar; 3) Meningkatkan kompetensi dan literasi ICT sumber daya manusia pendidikan; 4) Membangun ICT untuk mendukung manajemen pendidikan yang akuntabel dan good governance; 5) Membangun tata kelola ICT yang berkesinambungan (Rencana Kerja Tim ICT Depdiknas, 2007).
Di Kabupaten Lumajang program-program pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan mulai dilaksanakan sejak tahun 2004 dengan dilaksanakannya pelatihan bagi guru-guru komputer yang berasal dari 25 sekolah melalui Program Jaringan Informasi Sekolah (JIS). Sasaran yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah adanya pengembangan pemanfaatan TIK di sekolah baik dalam kegiatan administrasi maupun pembelajaran serta adanya komunitas guru TIK. Pada awal keberadaannya program ini cukup efektif dengan melakukan berbagai kegiatan baik diklat untuk peningkatan kompetensi secara bersama-sama serta pengembangan infrastruktur TIK di sekolah.
Sebagai wujud pengembangan infrastruktur ICT adalah dibangun jaringan komputer secara luas yaitu WAN (Wide Area Network) Lumajang tahun 2005 dan berhasil mengkoneksikan 11 sekolah dan 1 Kantor Dinas Pendidikan serta beberapa Dunia Usaha/Industri. Pengembangan infrastruktur untuk pendidikan tersebut juga mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah baik moril maupun pendanaan yang wujudnya adalah diresmikannya program tersebut oleh Bupati Lumajang serta pemberian bantuan modal pengembangan sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
Pada tahun 2007 Kabupaten Lumajang mendapatkan program pengembangan dengan mengkoneksikan sebanyak 12 sekolah melalui WAN Lumajang dari pemerintah pusat masing-masing senilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah), serta subsidi untuk 43 sekolah melalui program schoolnet[1] masing-masing senilai Rp. 4.500.000,- (empat juta lima ratus rupiah). Bersamaan dengan itu Pemerintah Daerah juga memberikan bantuan pendamping sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) untuk penambahan BTS (Base Terminal Services), dengan tujuan agar dapat menghubungkan sekolah-sekolah dibeberapa wilayah kecamatan. Seperti diketahui bahwa wilayah Kabupaten Lumajang terbagi menjadi 21 wilayah kecamatan yang sudah barang tentu memerlukan investasi yang sangat besar apabila ingin menghubungkan sekolah-sekolah kedalam suatu jaringan (network).
Bersamaan dengan dilaksanakannya program pengembangan tersebut diatas, ternyata disisi lain terdapat penurunan jumlah sekolah yang telah terkoneksi sebelumnya yaitu 6 dari 10 sekolah memutuskan koneksinya ke WAN Lumajang dengan berbagai alasan seperti 1) kurang bermanfaat, dimana keberadaan akses intra dan internet disekolahnya tidak memberikan manfaat secara langsung bagi guru, siswa dan sekolah secara umum, 2) tidak ada yang menggunakan, yaitu tidak ada guru/staff yang memanfaatkan koneksi tersebut karena keterbatasan waktu serta pekerjaan yang tidak membutuhkan akses intra/internet, 3) terbatasnya anggaran sekolah untuk membayar iuran, dan lain sebagainya. (ICT Center Lumajang, 2007)
1) Mengevaluasi pelaksanaan program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan di Kabupaten Lumajang.
2) Menentukan pola pengembangan infrastruktur ICT untuk pendidikan yang sesuai dengan karakteristik wilayah di Kabupaten Lumajang.
2. Mengidentifikasi kondisi existing infrastruktur ICT publik yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di Kabupaten Lumajang.
=====================